Rabu, 02 September 2015

BANJARMASIN


Budaya, Ciri dan Makanan Khas dari Kota Seribu Sungai

Hallo mari berteman , namaku Sukma Indah kamu bisa memanggil ku Sukma  , nah aku berasal dari kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan , sedikit sejarah kenapa Banjarmasin di juluki kota seribu sungai ,Banjarmasin adalah sebuah kota delta atau kota kepulauan sebab terdiri dari sedikitnya 25 buah pulau kecil (delta) yang merupakan bagian-bagian kota yang dipisahkan oleh sungai-sungai . Nah sekarang aku ingin menceritakan sedikit tentang budaya di Kalimantan Selatan .
Budaya dari kota banjar yang akan saya bagi di blog saya disini adalah beberapa adat pernikahan suku Banjar
  1. Basasuluh (menyelidiki)
Dalam masyarakat Banjar, proses awal menuju jenjang pernikahan umumnya lebih aktif dilakukan oleh pihak laki-laki. Sementara pihak wanita bersikap pasif dengan menunggu sampai ada pihak laki-laki memintanya. Untuk itu, basasuluh (menyelidiki) biasanya dilakukan oleh pihak laki-laki untuk mengetahui seluk beluk gadis yang akan dipinangnya. Proses basasuluh yang berarti menyuluhi keadaan si gadis, umumnya dilakukan oleh seorang wanita tua yang pandai dan berpengalaman untuk menilai keadaan si gadis yang akan dipinang. Semua informasi mengenai keluarga, sopan santun, maupun keterampilan pihak wanita akan disampaikan pada pihak laki-laki. Apabila disetujui, maka pihak laki-laki bersiap untuk melanjutkan tahap selanjutnya yaitu badatang atau bapara.
  1. Badatang/Bapara (Meminang/melamar)
Pada tahap ini, pihak laki-laki dan keluarganya sepakat untuk datang ke rumah orangtua si gadis guna menyampaikan maksud lamarannya. Lalu, dipilihlah satu utusan dari pihak laki-laki yang berwibawa dan pandai mengatur kata-kata, sehingga pihak wanita yang dilamar senang dan terkesan. Selama proses lamaran berlangsung, tak lupa diselingi dengan bahasa kiasan dan petatah-petitih sampai pihak keluarga wanita mengerti akan maksud kedatangannya. Jika lamaran diterima dengan baik, maka pihak keluarga wanita akan meminta waktu selama beberapa hari untuk bermusyawarah.
  1. Bapapyuan/Bapatut Jujuran (Penentuan mas kawin)
Setelah ada kesepakatan kedua belah pihak, dilanjutkan tahap berikutnya yaitu pembicaraan mengenai besarnya jujuran (mas kawin) dan pengiringnya (patalian). Selain itu, dibicarakan pula hari dan tanggal pernikahan yang umumnya ditetapkan oleh pihak wanita. Adakalanya diterima atau ditolaknya lamaran akan diketahui dalam tahap ini, seperti besarnya jujuran dan patalian yang tidak bisa dipenuhi pihak laki-laki, terkadang mengakibatkan gagalnya pernikahan maupun penolakan halus dari keluarga pihak wanita.
  1. Maatar Jujuran/Patalian
Apabila kesepakatan mengenai mas kawin dan pengiringnya telah disetujui oleh masing-masing keluarga, maka diadakan  upacara maatar (mengantar) jujuran (mas kawin). Hantaran mas kawin ini biasanya berupa sejumlah uang tunai yang disepakati beserta seperangkat pakaian dan perhiasan sebagai tanda jadi atau pengikat pertunangan. Tanda pengikat ini biasanya dibawa oleh ibu-ibu yang telah berumur, sambil menyampaikan pantun berbalas saat kedua rombongan bertemu.
  1. Akad nikah
Sesuai dengan adat kebudayaan masyarakat Banjar yang banyak menyerap nilai-nilai agama Islam, akad nikah biasanya disepakati dengan perhitungan hari dan bulan Arab. Akad nikah berlangsung di masjid atau di rumah mempelai wanita sebelum akhirnya mempelai laki-laki kembali ke rumah orangtuanya untuk mempersiapkan acara selanjutnya yaitu Basanding. Namun, sebelum acara Basanding berlangsung ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh kedua mempelai guna mempersiapkan hari yang paling bersejarah dalam hidupnya.
  1. Bapingit
Selang beberapa hari menjelang pesta basanding, kedua calon pengantin akan dipingit, tidak boleh keluar rumah. Waktu bapingit ini akan dipergunakan si calon pengantin untuk merawat tubuhnya dengan berbagai macam ramuan tradisional agar terlihat segar dan bercahaya saat bersanding di pelaminan. Ada beberapa tahap merawat tubuh selama masa bapingit dilakukan seperti Bakasai dimana kedua mempelai membaluri tubuhnya dengan cengkaruk yaitu lulur yang terbuat dari bahan beras ketan yang digosongkan dan ditumbuk halus. Setelah Bakasai selesai kemudian dilanjutkan dengan Batimung yaitu suatu cara mengeluarkan bau keringat yang tidak sedap dari tubuh dengan ramu-ramuan tradisional.
  1. Bapacar
Usai Batimung, acara dilanjutkan dengan Bapacar yaitu acara memerahkan kuku dengan daun inai yang ditumbuk halus. Adakalanya bapacar dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Selain kuku nampak indah saat bersanding di pelaminan, bapacar merupakan ciri khas tersendiri bagi laki-laki dan perempuan Banjar yang baru menikah.
  1. Badudus/Bapapai
Acara Badudus atau mandi bagi kedua pengantin dilakukan pada sore atau malam hari menjelang tiga hari sebelum acara basanding. Waktu ini dipilih sebagai simbol peralihan masa remaja menuju dewasa. Sebelum dimandikan, terlebih dahulu diadakan acara balarap yaitu membersihkan wajah dari bulu-bulou halus agar terlihat bersih dan bercahaya. Acara balarap tersebut hanya dilakukan sekali seumur hidup yaitu apabilas eseorang akan menikah untuk pertama kalinya.
  1. Batamat (khatam Quran)
Acara batamat atau khatam Quran umumnya dilakukan pada sore atau pagi hari sebelum mempelai bersanding di pelaminan. Dalam acara ini mempelai memakai busana haji dan dipayungi kembang sambil membaca surat Ad-Dhuha sampai Surat An-Naas. Sewaktu membaca ayat terakhir dari masing-masing surat yang dibaca, akan diiringi para hadirin dan sanak saudara yang hadir. Acara yang dipimpin oleh seorang guru ngaji diakhiri dengan pembacaan doa bagi kedua mempelai dan selamatan nasi lemak yang dihias dengan telur rebus aneka warna.
  1. Maarak Pengantin (mengarak pengantin)
Setelah kedua mempelai dirias, maka dilanjutkan dengan mengarak pengantin menuju pelaminan. Arak-arakan dilakukan oleh pihak pengantin laki-laki yang dimeriahkan dengan atraksi kesenian sinoman hadrah dan kudang gepang. Jika jarak rumah kedua mempelai berdekatan, arak-arakan dilakukan dengan berjalan kaki, dimana mempelai laki-laki dipayungi dengan payung ubur-ubur sambil terus mendendangkan shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Jika jarak yang ditempuh cukup jauh, maka kendaraan pengiring pengantin akan dihias dengan hiasan berupa kepala naga yang dikenal dengan istilah Baa’arak Naga.
  1. Basanding/Batatai
Sesampainya arak-arakan di rumah mempelai perempuan, mempelai laki-laki akan disambut dengan shalawat kemudian keduanya bersanding di balai warti sambil menyaksikan atraksi kuda gepang, orkes atau sinoman hadrah. Selanjutnya kedua mempelai turun dari balai warti dengan diusung oleh dua orang pengusung. Mempelai laki-laki diusung di pundak di atas bahu. Setelah selesai diusung, kedua mempelai dibawa masuk ke dalam rumah  untuk disandingkan di geta kencana. Saat bersanding keduanya makan nasi hadap-hadap dan nasi padapatan yang dilakukan dengan cara saling berebut menyuapi pasangan
Sumber : Klik disini 

B. Ciri Khas
Ada salah satu ciri khas dari kota Banjar yaitu kain batik sasirangan sedikit fungsi batik sasirangan Pada zaman Kerajaan Banjar, batik Sasirangan digunakan sebagai ikat kepala atau “laung”, ikat pinggang untuk kaum lelaki dan selendang atau kemben untuk kaum perempuan. Bahkan kain Sasirangan dahulu kala juga dipakai untuk upacara adat dan alat penyembuhan orang sakit.
Belakangan ini, Sasirangan terus berkembang menyebar ke berbagai daerah seiring dengan perkembangan dunia mode yang sering mengadaptasi pakaian-pakaian adat tradisional.  Batik Sasirangan bisa digunakan dalam berbagai kesempatan misal untuk menghadiri pesta perkawinan dan berbagai acara resmi.
motif-sasirangan07
Sumber : Klik disini

C. Makanan Khas
Ada salah satu makanan khas suku Banjar yang hampir mirip dengan makanan khas suku Bugis bedanya hanya dari cara pembuatan dan namanya kalau panganan khas suku bugis namanya soko sedangkan untuk nama panganan khas suku Banjar ini adalah Lamang, makanan ini sangat pas jika di sajikan dengan iwak rabuk
lamang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar